Minggu, 22 Juni 2014

ANTI KEMAPANAN

Pernah denger tentang orang-orang penganut anti kemapanan? Yang hidupnya penuh kesederhanaan dan benar-benar penuh teka teki serta beberapa kejutan?

Saya bukan penganut paham yang satu ini, tapi saya mengagumi paham anti kemapanan, karena banyak manfaat yang bisa di ambil dari pemahaman ini. Misalnya saja kehidupan yang bebas dan menjunjung tinggi kesederhanaan.

Banyak yang menyalah artikan tentang Anti Kemapanan yang dianut oleh anak-anak metalhead atau anak-anak punk yang kesana kemari gak jelas juntrungannya.

Anti Kemapanan = Hidup Normal

Anti kemapamanan lebih luas lagi dan tidak sesempit hanya hal fasyion (rambut gondrong, kaus oblong, celana bolong) atau musik punk dan rock itu sendiri, tapi lebih kepada pasion yang ada dalam dirinya, fashion hanyalah sebuah penyataan dari dalam hati saja.

Mereka tidak mau terkekang, tidak mau diperbudak, mereka ingin bebas merdeka. Mereka sangat kritis pada pemerintahan, kebudayaan, sosial, politik, media dan masyarakat.

Saya pernah mendapati sekelompok anak punk membantu kelancaran lalu lintas, disaat lampu lalu lintas padam dan di tengah guyuran hujan deras, memang sedikit terlihat fiksi, tapi ini nyata sob. Seperti itulah asal muasal anak punk, bukan yang nyanyi sambil tepuk tangan dan minta-minta, itu mah namanya gelandangan, bukan berpaham anti kemapanan, tapi lebih kepada gak mapannya.

Tapi namun dari itu, diluar negri sudah terlalu banyak perkembangan yang dibuat oleh anak-anak punk, misalnya saja Pussy Riot yang telah dijadikan tahanan dinegaranya di Rusia karena menyatakan pendapatnya tentang kekangan yang dilakukan oleh negaranya sendiri.

Ada pula di America yaitu grup band U2, Brian Baker, Jello Biafra, Mike Watt, Bad Religion, Rise Against, Circle Jerks, Ensign, Sick of It All, The Unseen, Western Addiction dan Youth Brigade yang bergabung dalam aktivis politik ANTI-BUSH (George W. Bush) yang menjabat menjadi presiden America dari 2001 hingga 2009.

Di Indonesia, anak-anak punk sudah dilekatkan dengan hal-hal buruk oleh masyarakat Indonesia sendiri, mungkin sebab itulah perkembangannya juga semakin menurun bahkan semakin buruk pada generasi-generasi berikutnya.

Jangan salahkan persepsi masyarakat, salahkan saja anak-anak punk tersebut yang seolah tidak memikirkan masa depan dirinya sendiri dan masa depan keluarganya sendiri.

Jika saya melihat ada anak-anak punk yang ada dipinggir jalan, saya suka nyolot "apa gak dicariin emaknya ya?" tapi hanya sebatas pertanyaan saja, karena saya sebisa mungkin tidak menghakimi seseorang, terutama seseorang yang baru saja saya lihat bentukannya.

Yuk lebih mendalami Anti Kemapanan, yang pekerja keras, independen, kreatif, hemat dan tidak suka berhura-hura, rajin menabung, tidak ada kasta, tak ada kelas, tidak berlebihan, anti hedonisme, dan normal!

Pis Lov en Gaul.
Terkirim dari telepon Nokia saya

Kamis, 19 Juni 2014

MAKSUD DARI ALBUM LADY GAGA ARTPOP

Dalam album ARTPOP kali ini, Lady Gaga ingin menggabungkan budaya POP dengan ART atau menggabungkan ART dengan budaya POP. What ever!

Mungkin hal ini tidak terlalu original, karena sebelumnya si Andy Warhol telah mendeklamasi dan mempresentasikan karya POPART nya lewat karya seni yang luar biasa indah dan berbeda dengan yang lainnya. Namun yang luar biasa dari Lady Gaga adalah ketika dia menggabungkan musikalitas, keartisannya, dan sisi senimannya kedalam albumnya ARTPOP dan segala bentuk penampilannya dalam ARTPOP ERA

"Jika Lady Gaga meluncurkan album atas nama SENI dan gagal dipasaran, itu adalah tindakan kepahlawanan."_Lily Allen

Yang lebih luar biasa lagi adalah ketika wikipedia meluncurkan laman baru berjudul ARTPOP MUSIC dan percaya atau tidak, semisal ARTMETAL, ARTROCK, dan segala bentuk musik dengan embel-embel ART di depannya mulai dimunculkan.

Mungkin sedikit mencengangkan ketika album ini dinilai gagal oleh banyak kolumnis dan pengamat musik, karena tak ada sisi ART yang di maksutkan oleh Lady Gaga selain artwork album ARTPOP. Dan mereka juga mengatakan bahwa lagu-lagu dalam ARTPOP masih terasa seperti dalam album THE FAME dan BORN THIS WAY.

"It's right or it's wrong."

Mungkin Lady Gaga sedikit nakal karena meluncurkan singgle APPLAUSE tepat pada saat Katy Perry terlebih dahulu meluncurkan singglenya ROAR delapan jam sebelumnya. Namun ternyata singgle APPLAUSE tak dapat mengalahkan ROAR pada tangga lagu Billboard Amerika, dan lebih dramatisnya lagu ROAR masuk menjadi nominasi di GRAMMY sebagai lagu of the year. Poor LG Poor. Dan kemunculan lagu Lorde - Royal serta Robin Tickle - Blured Lines yang juga lebih menyita perhatian dunia.

Belakangan beredar kabar bahwa lagu ROAR sangat mirip dengan lagu Brave milik Sara Bareilles dan belakangan juga diketahui bahwa Katy Perry juga telah membayar sejumlah stasiun radio agar singlenya lebih sering diputar daripada lagu lain. Wow!

Mungkin karena kesalahan metode promosi inilah yang menyebabkan Lady Gaga memecat manajer yang telah ikut membesarkan namanya sejak kemunculan pertamanya pada tahun 2008.

Lady Gaga semakin muram dengan hadirnya Beyoncé yang juga ikut meluncurkan Albumnya self tittle BEYONCÉ yang menjadi paling banyak diunduh tahun 2014 tanpa ada promosi apapun dan secara tiba-tiba dan mendadak pada tengah malam.

Pula dari itu, kemunculan Miley Cyrus dengan We Can't Stop dan Wrecking Ballnya benar-benar menjadi bola penghancur Lady Gaga di pagelaran penghargaan di MTV sebagai pembuka acara dan peluncuran lagu Applause.

Mungkin Lady Gaga boleh saya bilang gagal dalam mencampurkan ART dan POP dalam lagu-lagunya. Namun saya rasa Lady Gaga berhasil memadukan budaya pop dan cita rasa seni dalam era ARTPOP. Kalian bisa melihatnya dalam cover artwork dalam albumnya yang dihiasi dengan nuansa pop yang buas. Lady Gaga juga bekerja sama dengan fotografi ternama yang memajang fotonya di musium seni di prancis bersebelahan dengan lukisan Mona Lisa Smile. Selain itu Moma Monster juga mengaplikasikan seni kedalam kostum-kostum dan baju-bajunya saat melenggang di keramaian. What a beautiful?

Dan yang lebih mencengangkan adalah ketika ternyata Lady Gaga dijatuhkan oleh isu isu murahan pada laman-laman web yang ternyata ditulis oleh wartawan palsu atau hanya sekedar hoak untuk menjadi buzzer isu kegagalan Lady Gaga. Waw!

Tapi jatuhnya Lady Gaga ini belum separah Britney Spears yang hingga sampai hati memotong rambutnya dan benar-benar sangat depresi. Oke Moma! Whats yore next move?

Bam Bam Bam! Mungkin Lady Gaga boleh sedih karena penjualan albumnya ARTPOP, tapi penjualan tiket konsernya ARTRAVE THE ARTPOP BALL sepertinya menjadi obat mujarab segala kesedihannya. Konser Lady Gaga selalu sold out, dan pula banyak konser yang digelar di tempat-tempat yang mengagumkan, Dubai misalnya.

Dengan panggung yang punya runaway tinggi dan panjang, serta tata lampu yang lebih canggih, kostum yang eye catching, mini bar dari Absolut Vodka yang istimewa dan konsep RAVE PARTY yang amazing, orang mana yang tidak ingin berpesta?

Pada acara-acara penghargaan musik Mama Monster juga tidak banyak menghadirinya, selain karena tidak mendapatkan nominasi, Lady Gaga juga sepertinya juga telah kecewa saat penghargaa Grammy nya diborong Adele pada tahun 2011, dan pulang dengan tangan kosong. Yang paling lucu adalah ketika Queen Of POP ini malah menghadiri acara Oscar yang pada dasarnya untuk para insan perfilm, namun tidak lama langsung pergi dan menuju ke Gala Vanity Fair bersama Donnatela.

Pada Era ARTPOP mungkin sedikit membuat Lady Gaga sedikit kelelahan dan harus tetap menegakkan tubuh, tapi tak ada yang lebih indah daripada berhasil melewati badai semalaman. Long life Lady Gaga...!

Apa yang dapat kita ambil dari Era album ARTPOP ini? Belajarlah untuk tak lemah tersungkur. Be brave kawan... Hidup memang tidak selalu seperti yang kita inginkan, tapi apa yang kita inginkan tak akan membuat hidup kita lebih hidup!

Are you are you out?