Bisnis mengemis memang masih menjadi usaha menjanjikan di Indonesia, tidak heran usaha semacam ini selalu menjadi sebuah profesi yang selalu ada dan lebih cepat berkembang daripada bisnis online shop.
Saya bersyukur dan lebih termasyur sejak tahun 2009 lalu saya sudah berhenti memberi uang pada pengemis, walaupun saya masih memberikan uang pada pengamen yang kadang masi bisa membuat saya merasa terhibur dengan cara mereka masing-masing. Tapi hal itu memang berbeda kasus.
Dari nenek-nenek, ibu-ibu, kakek-kakek, anak-anak, orang cacat, orang sehat, semuanya turun kejalan raya, depan mall & super market, depan atm, dipasar.
Alasan mereka berbeda-beda tapi tetap satu ju eh bukan ding, ya intinya mereka punya alasan mereka masing-masing yang tetap saja tidak diperkenankan untuk mengemis.
Tentu saja selain masalah merusak pemandangan, budaya mengemis ini juga menimbulkan masalah baru seperti dari penjualan manusia, pebudakan hingga masalah yang sepele seperti kesremautan yang mengganggu para turis luar dan dalam negri yang tentu saja tidak mendukung sail Indonesia banget.
Budaya Indonesia yang salah kaprah tentang pengertian kebersamaan, kemanusian, gotong rayong menjadi salah satu alasan untuk memberikan uang kepada para pengemis ini.
Sebagai bentuk rasa bersalah saya pada mereka yang saya fikir terkadang benar-benar membutuhkan, saya setiap kali melaksanakan ibadah Sholat Jumat saya memasukkan selembar uang di kotak amal, dan dengan kemagiciannya saya merasa menjadi orang yang sedikit lebih baik.
Kalian juga bisa melakukan hal kemanusian yang lebih cerdas dan modern seperti bergabung dengan kelompok-kelompok sosial. Saya pernah ikut kelompok sosial yang membantu anak-anak di Panti Asuhan agar dapat terus tersenyum, yang tentu saja memberikan pelajaran untuk saya, agar terus belajar menjadi manusi yang lebih baik.
Mungkin kalian bisa meniru cara saya jika ingin benar-benar berniat untuk beramal dengan lebih benar.
"Ternyata membantu dengan cara yang benar, memberikan pelajaran berharga kepada saya."
Saya percaya diluar rumah kamu ada banyak sekali kelompok-kelompok kemanusiaan yang siang dan malam menunggu kehadiranmu untuk menjadi anggotanya, kamu bisa memilih yang sesuai dengan kepribadian kamu. Nah!
Peran pemerintah tentu saja juga sangat penting dalam pemberdayaan masyarakat ini, tapi mengingat negara ini sedang banyak sekali pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, tidak akan bersalah jika kita melakukan sesuatu terlebih dahulu. Tidak usah yang langsung berat-berat, yang kecil-kecil saja dahulu namun nyata bentuknya.
Saya pernah melihat billboard dan poster dari POLRI yang memperlihatkan seorang wanita lewat jendela kaca mobil memberikan uang pada pengemis anak kecil, dengan tagline "PEDULI TIDAK SAMA DENGAN MEMBERI." Memang sedikit punya arti ganda dan persepsi yang berbeda-beda tapi saya tahu maksutnya, langkah POLRI memang sudah nyata, tapi sangat kecil untuk ukuran instansi pemerintah sebesar POLRI.
Kata orang "Jangan berikan ikannya, tapi berikan kailnya."
Jika kalian adalah orang yang lebih mampu, berikan mereka pekerjaan yang lebih baik. Atau dengan kemampuan kalian yang lebih mumpuni seperti memberdayakan mereka agar lebih trampil. Seperti yang pernah dilakukan oleh orang Jawa Timur di desa yang banyak orang cacatnya, orang itu membuatkan kolam ikan dan bibitnya agar mereka dapat beternak ikan sendiri, dan mengajari orang-orang cacat itu berternak ikan. Whatta beautiful life?
Saya yakin suatu hari Negara Indonesia telah menyiapkan satu pekerjaan untuk setiap bayi lahir di Indonesia.
Tapi jangan mengharap apapun sebelum kalian melakukan sesuatu yang nyata.
Selamat menjadikan kehidupan manusia lebih baik kawan.
F50445228112013